Selasa, 10 Desember 2013

Bahaya Mendaki Gunung

Mendaki gunung merupakan kegiatan yang
menarik,menantang meskipun beresiko
tinggi.Berbagai bahaya dalam kegiatan alam
bebas dapat dibagi menjadi 2 bahaya yaitu :
1. Subjektif
2. Objektif
Bahaya Subjektif (Subjective Danger) adalah
bahaya yang diakibatkan oleh faktor manusia
dalam pengertian bahaya yang datang dari
pendaki itu sendiri.
Contoh bahaya subjektif : Meremehkan
alam,kurang persiapan
mental,fisik,perlengkapan,peralatan,keahlian.
Sementara Bahaya Objektif (Objective Danger)
adalah bahaya yang diakibatkan oleh faktor
alam.
Contoh Bahaya Objektif (Objective Danger) :
gempa bumi,badai,hujan,kabut,tanah
longsor,aktifitas vulkanik dan longsoran salju.
Bahaya Subjektif (Subjective Danger) dapat
dihindari dengan mempersiapkan diri sebaik-
baiknya.Bahaya objektif (Objective Danger) tidak
dapat dihindari tetapi dapat diminimalkan
akibatnya.
Kuncinya adalah persiapan baik mental,fisik dan
perlengkapan.
FAKTA menunjukkan bahwa sebagian besar
musibah pendakian gunung terjadi karena faktor
manusia (Human Error).

Read It!

Biarkanlah hari terus berlari
Tetaplah jadi manusia mulia,apa pun yang terjadi
Janganlah galau dengan tiap kejadian sehari-hari
Karena tak ada yang abadi,semua akan datang
dan pergi
Jadilah pemberani melawan rasa takutmu sendiri
Karena lapang dan tulus adalah dirimu sejati
Janganlah pandang hina musuhmu
Karena jika ia menghinamu,itu ujian tersendiri
bagimu
Takkan abadi segala suka serta lara
Takkan kekal segala sengsara serta sejahtera
Merantaulah. . .
Gapailah setinggi-setingginya impianmu
Bepergianlah. . .
Maka ada lima keutamaan untukmu
Melipur duka dan Memulai penghidupan baru
Memperkaya budi,Pergaulan yang terpuji
Serta meluaskan ilmu
(Imam Syafii 767-80 SM )

MENDAKI DENGAN HATI


Sahabat alam berkata
Karena aku mencintai hidup,karena gunung ada
maka kudaki.Tak sedikit pula yang meyakinkan
bahwa ini ajang pencarian jati diri,atau hanya
penasaran ada apa disana.
Dan masih banyak persepsi lainnya yang di
agungkan demi mencapai tujuannya.
Tak kenal lelah meski tubuh basah akan keringat
dingin,menelan air liur bagaikan segelas teh
tawar,sesekali beban semakin terasa berat
karena jalan yang semakin sulit.
Inikah yang kuingin atau hanya sekedar
menikmati kebesaran-NYA.
Semakin jauh kumpulan beban semakin berat
seolah jalan tak berujung,tak terlintas sedikit
pun untuk kembali. Sebelum jiwa ini getar
karena sesuatu.
Ada apa diatas sana ???
Hingga terkadang membuat diri lupa akan
hakikat kehidupan dan membawanya jauh
kedalam impian yang seolah inilah hakikat yang
hakikih.
Tak sedikit yang lupa akan jalan pulang,tak
sedikit pula yang kembali membawa kebanggaan
meski terkadang hanya cerita lelap yang dibawa.
Kita tertawa dalam kebebasan
Alam menjerit diterpa jiwa-jiwa yang angkuh
Dalam hening ia berkata
Adakah yang membelai dahanku dengan lembut
Adakah yang menghirup kabutku dengan mesra
Adakah yang membunuhku dengan CINTA
Aku hanya ingin bahagia bila kau bahagia
Aku hanya ingin seperti ini bila kau ingin
Maka...
Akan kuhidupi anak cucumu hingga ia tumbuh
kelakar
Jangan kau dustai hatimu,disaat kau berkata
cinta padaku
Jangan kau datang bila hanya menawarkan
curahan hati
Datanglah disaat kau ingin kembali pulang
Datanglah disaat kau ingin mimpi indah
Dan tanah ini RUMAHMU dan tanah ini
RANJANGMU
Darinya tulang ini tumbuh
Darinya kita bisa berlari
Darinya kita bisa saling mengenal
Andai mata ini terbuka,telinga ini
mendengar,dan jiwa ini merasa
Alamku hijau Alamku bening Alamku
rumahku Alamku padiku Alamku indah
Alamku keluargaku
Mendakilah dengan hati,bila kelak kita masih
ingin bercerita.

Untuk mu

  No title

Laksana air hening namun menghanyutkan

Itukah Kamu ?

Sulit dimengerti

Lama melangkah bersamamu

Tak kudapati dirimu sesungguhnya

Elakan tentang hidup

Hinaan tentang cinta

Slalu itu yang kau banggakan!

 

Teman

Bak sebutir kerikil di padang pasir

Lambat laun kusadari hilangnya

Keramahan kasih sayang

Tak maksud ku goreskan kaca

Namun terlanjur membekas dan sakit mendera

Sempurna tak pantas untukku

Sehina itukah aku ?

 

Secercah surat pendaki



Hai kali ini aku mau cerita, gimana aku mengenal olahraga mendaki gunung.
Gini noh dulu waktu smp aku punya pacar (*eh waktu itu aku blm tau kalo dalam islam gak boleh pacaran. Maaf khilaf haha, tapi sekarang udah enggak pacaran kok Cuma bribik haha :D)
Nha pacar aku tuh suka mendaki gunung ,dia suka mendaki sejak smp. Tiap ketemu sama dia kadang aku diceritain segudang pengalamannya medaki gunung. Saking seringnya dia cerita bukan aku ngerasa bosen malah aku smakin penasaran, pernah suatu saat pacar aku tuh ngajakin aku ndaki, tapi aku gak boleh ortu. Apa daya gak jadi ..aku Cuma di pamerin foto-foto dia di atas awan bikin aku ngiler -_- haha
Bagi aku tanggal 27 oktober 2012 adalah hari paling nyesek di dunia! Aku di putusin sama pacar aku tanpa alasan yg pasti, ternyata tanggal itu dia ndaki ke merbabu  bareng cewe lain . Tapi itu masa lalu Cuma aku jadikan cerita  asin seperti sayur kebanyakan garem :D
Beberapa bulan kemudian liburan semesteran 1  aku jomblo :D itu aku udah jadi anak SMA  dan alhamdulillah paham agama ^_^. Selama liburan, aku habiskan di rumah nenek di temanggung jawa tengah tepatnya lereng gunung sumbing. Aku disana 2 minggu sendirian hehe..
Tempat favorit ku adalah dieng Cuma setengah jam dari rumah nenek ku .suatu hari aku suntuk di rumah nenek.melihat sunrise dari lereng aja indah gimana kalo di puncaknya ?
Tanpa berpikir panjang . aku langsung bergegas ke rumah saudara namanya mas nur. Dia pribumi temanggung  haha. Aku bikin planing pengen ndaki ke gunung sumbing . awalnya mas nur gak mau setelah aku rayu *haha  akhirnya mau.
Besoknya , aku berangkat bareng mas nur Cuma berdua ke gunung sumbing but bkn lwt jalur pendakian tp lewat jalur biasanya penduduk situ ke gunung juga. Itulah ceritanya first time.Di sambung lain kali yak :D